SEDERHANA DLM SUNNAH LEBIH BAIK DARI PADA SEMANGAT TAPI SESAT

Sabtu, 13 Maret 2021

ADAB ISLAM KEPADA TETANGGA

ADAB ISLAM KEPADA TETANGGA

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk memiliki adab kepada tetangga, sehingga tumbuh rasa saling menghormati dan tercipta kerukunan di antara tetangga.

Berikut adab kepada tetangga dalam ajaran Islam :

✺ Berbuat Baik Kepada Tetangga

Ajaran Islam memerintahkan umatnya untuk selalu berbuat baik, di mana pun dan kepada siapa pun, terlebih lagi kepada tetangga, karena tetangga adalah orang-orang yang dekat dengan kita dalam sebuah wilayah.

Allah Taala berfirman,

وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ

"Dan (berbuat baiklah kepada) tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh". (Qs. An-Nisa: 36).

Apa yang dimaksud dengan tetangga dekat dan tetangga jauh ?

Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan "tetangga yang dekat" (ذِي الْقُرْبَى), ialah tetangga yang antara kamu dan dia ada hubungan kerabat, sedangkan tetangga jauh (جَارِ الْجُنُب), ialah tetangga yang antara kamu dan dia tidak ada hubungan kerabat. (Tafsir Ibnu Katsir, Qs. An-Nisa: 36).

Abu Ishaq meriwayatkan dari Nauf Al-Bakkali sehubungan dengan makna Firman-Nya, "Dan (berbuat baiklah kepada) tetangga yang dekat". Yakni, "tetangga yang muslim". dan (berbuat baiklah kepada) "tetangga yang jauh". Yakni, "tetangga yang beragama Yahudi dan Nasrani". (Tafsir Ibnu Katsir, Qs. An-Nisa: 36).

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

وخَيْرُ الجِيرانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ

"Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah ialah orang yang paling baik kepada tetangganya".

Perbuatan baik apa saja yang harus dilakukan kepada tetangga ?

Perbuatan baik yang bisa dilakukan kepada tetangga di antaranya :

(1) Memuliakannya

Orang yang memiliki tetangga, hendaknya memuliakan tetangganya. Orang yang tidak memuliakan tetangganya bahkan termasuk orang yang tidak beriman.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya". (Hr. Bukhari-Muslim).

(2) Memberi ucapan salam apabila bertemu tetangga

Memberi ucapan salam ketika bertemu tetangga akan menumbuhkan rasa saling mencintai dan bisa menghilangkan rasa permusuhan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَىْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

"Maukah aku tunjukkan kepada kalian suatu amalan yang jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai ?. Sebarkanlah salam di antara kalian”. (Hr. Muslim, no. 54).

"Mengucapkan salam merupakan sebab terwujudnya kesatuan hati dan rasa cinta diantara sesama muslim sebagaimana kenyataan yang kita temukan". (Huquq Da’at Ilaihal Fithroh, 46).

(3) Bermuka manis dan tersenyum apabila bertemu tetangga

Bermuka manis kepada tetangga bisa menjadi sebab terciptanya hubungan yang harmonis antar tetangga, maka jangan meremehkan perbuatan baik ini.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ اَلْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

“Janganlah engkau memandang remeh suatu kebaikan sedikitu pun juga walaupun engkau hanya bertemu saudaramu dengan bermuka manis”. (Hr. Muslim).

Begitu pula tersenyum apabila bertemu tetangga, senyuman kepada tetangga bisa menghilangkan permusuhan dan mempererat tali persaudaraan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“. (Hr. at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan lainnya).

(4) Menolong tetangga yang mendapatkan kesulitan

Besar pahalanya bagi orang yang mau menolong kesulitan sesama saudaranya. Terlebih lagi orang yang mendapatkan kesulitan itu tetangga kita.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. (Hr. Muslim, Ahmad dan lainnya).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

"Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan, maka Allah Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat". (Hr. Muslim, Ahmad dan lainnya).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

"Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya (sesama muslim)". (Hr. Muslim, Ahmad dan lainnya).

Nabi shollallohu 'alaihi wasallam juga bersabda,

وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ

"Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya (sesama muslim), maka Allah Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya". (Hr. Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Nabi shollallohu 'alaihi wasallam juga bersabda,

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allah akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat". (Hr. Bukhari, Muslim, dan lainnya).

(5) Memberi hadiah

Memberi hadiah kepada tetangga juga bisa menumbuhkan perasaan saling mencintai dan menghilangkan perasaan hasad.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وتَهَادَوْا تَحَابُّوا، وَتَذْهَبُ الشَحْنَاءُ

“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai dan akan menghilangkan rasa benci diantara kalian”. (Hr. Malik dalam Al-Muwatha’, 2/ 908/ 16).

(6) Memberi makanan kepada tetangga

Islam memerintahkan umatnya untuk saling mencintai dan saling menyayangi, di antaranya dengan berbagi makanan.

Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpesan kepadaku,

إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فَأَكْثِرْ مَاءَهُ ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانِكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوفٍ

“Jika engkau memasak sayur, perbanyaklah kuahnya. Lalu lihatlah keluarga tetanggamu, berikanlah sebagiannya kepada mereka dengan cara yang baik”. (Hr. Muslim 4766).

● Utamakan tetangga yang dekat

Memberi kepada tetangga berupa barang ataupun makanan, maka utamakan tetangga yang paling dekat

Aisyah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,

"إنَّ لِي جَارَيْنِ، فَإِلَى أيِّهِمَا أُهْدِي" ؟. قَالَ: "إِلَى أقْرَبِهِمَا مِنْك بَابًا"

"Sesungguhnya aku mempunyai dua orang tetangga. maka kepada siapakah aku akan mengirimkan hadiah (kiriman) ini ?". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Kepada tetangga yang pintunya lebih dekat kepadamu". (Hr. Bukhari).

(7) Toleransi kepada tetangga

Kurang toleransi dengan tetangga bisa menyebabkan hubungan yang kurang baik, maka Islam memberikan tuntunan kepada umatnya supaya memiliki sikap toleran kepada tetangga.

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَمْنَعْ أَحَدُكُمْ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِي جِدَارِهِ

"Janganlah seorang diantara kalian melarang tetangganya untuk meletakkan kayu di tembok rumahnya". (Hr. Bukhari, no: 2283, dan Muslim, no: 3019).

Syaikh Salim bin Ied Al Hilali membawakan beberapa pelajaran yang berkaitan dengan hak tetangga yaitu, yang pertama : Saling membantu dan bersikap toleran sesama tetangga merupakan hak-hak tetangga (yang wajib dipenuhi) sekaligus merupakan wujud kekokohan bangunan masyarakat Islam. Yang kedua : Jika seseorang memiliki rumah, kemudian ia memiliki tetangga dan tetangganya itu ingin menyandarkan sebatang kayu di temboknya tersebut, maka boleh hukumnya bagi si tetangga untuk meletakkannya dengan izin atau tanpa izin pemilik rumah, dengan syarat hal tersebut tidak menimbulkan mudharat bagi si pemilik rumah". (Bahjatun Nazhirin I/387).

(8) Menutup 'aib tetangga

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan umatnya untuk menutup 'aib saudaranya.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Dan barangsiapa yang menutupi ('aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup ('aibnya) di dunia dan akhirat”. (Hr. Tirmidzi).

(9) Menjenguk tetangga apabila tetangga sakit

Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan yang mulia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya, terlebih lagi apabila orang sakit tersebut tetangga kita.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk. Apabila sudah duduk, maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari, maka tujuh puluh ribu Malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya disore hari, maka tujuh puluh ribu Malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba”. (Hr. At-Tirmidzi).

Menjenguk tetangga yang sakit, selain mendapatkan pahala yang besar, juga bisa menumbuhkan rasa kasih sayang di antara sesama tetangga.

(10) Memenuhi undangan tetangga apabila diundang

Apabila mendapatkan undangan dari tetangga, seperti undangan walimah nikah, maka wajib untuk datang memenuhi undangan tersebut. Selain untuk menghormati tetangga kita yang telah mengundang, juga untuk memupuk ikatan persaudaraan di antara sesama tetangga.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْوَلِيْمَةِ فَلْيَأْتِهَا

“Apabila salah seorang diantara kalian diundang ke walimah, maka hendaknya ia menghadirinya”. (Shahiih Muslim, II/1054, no. 1431, Sunan Abi Dawud, X/203, no. 3719).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ لَمْ يُجِبِ الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَرَسُولَهُ

“Dan barangsiapa tidak memenuhi undangan tersebut, ia telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya”. (Shahiih al-Bukhari, IX/240, no. 5173, Shahiih Muslim, II/1052, no. 1429, Sunan Abi Dawud, X/202, no. 3718).

Memenuhi undangan walimahan (resepsi pernikahan), mayoritas ulama berpendapat hukumnya wajib dipenuhi. Sedangkan undangan selain walimahan hanya dianjurkan (tidak wajib) untuk dipenuhi. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, Syaikh Ibnu Utsaimin dan Tawdihul Ahkam, Syaikh Ali Basam).

Catatan :

Tidak semua undangan wajib dipenuhi, karena ada juga undangan yang tidak boleh dihadiri.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di (1307 H/1886 M) rahimahullah  menyebutkan, “Undangan itu ada tiga macam : Yang wajib dihadiri adalah undangan pernikahan secara khusus ketika memenuhi syarat-syaratnya (yaitu tidak ada kemungkaran di dalamnya). Yang dilarang untuk dihadiri yaitu undangan selamatan kematian (ma’tam) yang dilakukan oleh keluarga mayit dengan mengundang banyak orang. Perbuatan tersebut tidak disukai, menghadirinya pun demikian. Undangan selain itu disunnahkan untuk dihadiri selama tidak ada udzur. Wallahu a’lam”. (Al Qowa’id wal Ushul Al Jaami’ah wal Furuq wat Taqosim Al Badi’ah An Nafi’ah, hal. 168).

Itulah di antara perbuatan baik yang harus dilakukan kepada tetangga.

Adab selanjutnya yang harus dilakukan kepada tetangga adalah :

✺ Tidak Berbuat Buruk Kepada Tetangga

Perbuatan buruk apa saja yang tidak boleh dilakukan kepada tetangga ?

Perbuatan buruk yang tidak boleh dilakukan kepada tetangga di antaranya :

(1) Tidak boleh menggunjing tetangga dan mencari-cari keburukannya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَغْتَابُوْا الْـمُسْلِمِيْنَ، وَلَا تَتَّبِعُوْا عَوْرَاتِهِمْ؛ فَإنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِـيْ بَيْتِهِ

"Janganlah kalian menggunjing kaum Muslimin dan jangan pula mencari keburukan-keburukan mereka. Karena barangsiapa mencari keburukan-keburukan mereka (kaum muslimin), maka Allah akan mencari-cari keburukannya dan barangsiapa keburukannya dicari-cari oleh Allah, maka Allah akan mempermalukannya (meskipun ia berada) di rumah".

(2) Tidak boleh berprasangka buruk kepada tetangga

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain". (Qs. al Hujurat: 12).

(3) Tidak boleh meremehkan pemberian tetangga

Meremehkan pemberian  tetangga merupakan perbuatan tercela.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ

"Wahai para wanita muslimah, janganlah ada seorang tetangga yang meremehkan pemberian tetangganya, walaupun sekedar kuah kambing". (Hr. Al-Bukhari dan Muslim).

(4) Tidak boleh mengganggu tetangga

Hidup bertetangga harus bisa menjalin kerukunan di antara sesama tetangga yang lain. Tidak termasuk orang yang beriman yang membuat kegaduhan atau gangguan kepada tetangga yang lainnya.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ، وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ. قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟. قَالَ: الْجَارُ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman. Ditanya, "Siapa ya Rasulullah ?". Nabi menjawab, “Ialah orang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya”. (Hr. Bukhari, dan Muslim).

Bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengancam orang yang mengganggu tetangganya tidak akan masuk Surga.

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Seorang yang senantiasa mengganggu tetangganya niscaya tidak akan masuk Surga”. (Shahih, lihat As Silsilah Ash Shahihah, 549, Muslim, Kitabul Iman, hal. 73).

Mengganggu tetangga dosanya berlipat-lipat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

لأنْ يَزني الرَّجُلُ بِعَشْرِ نِسْوَة، أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَن يزنيَ بامرَأَةِ جَارِهِ

"Sesungguhnya bila seseorang lelaki berbuat zina dengan sepuluh orang wanita, hal ini lebih ringan baginya daripada ia berbuat zina dengan istri tetangganya". (Hr. Ahmad).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

لَأَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِن عَشْرَةِ أَبْيَاتٍ، أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يسرِقَ مِنْ جَارِهِ

"Sesungguhnya bila seseorang lelaki mencuri dari sepuluh rumah, hal ini lebih ringan baginya daripada ia mencuri dari rumah tetangganya". (Hr. Ahmad).

(5) Tidak boleh angkuh dan sombong kepada tetangga

Angkuh dan sombong kepada tetangga bisa menjadi sebab timbulnya permusuhan, dan hancurnya kerukunan di antara tetangga. Dan sifat sombong dibenci oleh Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang sombong”. (Qs. An Nahl: 23).

(6) Tidak boleh hasad kepada tetangga

Sifat hasad (dengki) bisa mendatangkan perasaan benci kepada orang lain. Akan sangat buruk apabila sesama tetangga saling hasad, padahal seharusnya di antara tetangga bisa saling mencintai.

Apa itu hasad ?

Ibnu Taimiyah berkata,

الْحَسَدَ هُوَ الْبُغْضُ وَالْكَرَاهَةُ لِمَا يَرَاهُ مِنْ حُسْنِ حَالِ الْمَحْسُودِ

“Hasad adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang di hasadi”. (Majmu’ Al Fatawa, 10: 111).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang umatnya memiliki sifat hasad.

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقَاطَعُوْا، وَلاَ تَدَابَرُوْا، وَلاَ تَبَا غَضُوْا، وَلاَ تَحَا سَدُوْا، وَكُوْنُوْا إِخْوَانًا كَمَا أَمَرَ كُمُ اللَّهُ

"Janganlah kalian memutuskan tali persaudaraan, saling berpaling ketika bertemu dan saling membenci serta saling dengki. Jadilah kalian bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah". (Hr.Muslim).

(7) Tidak boleh suka pamer kepada tetangga

Tidak baik orang yang suka pamer kepada tetangganya, karena bisa menyakiti hatinya, bisa menimbulkan perasaan iri, hasad, dengki dan lainnya.

Sifat suka pamer bukan sifat dari orang-orang shaleh, akan tetapi sebaliknya, sifat suka pamer adalah sifat dari manusia yang dilaknat Allah, yaitu Qorun.

Sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur'an,

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ

"Maka keluarlah Qorun kepada kaumnya dalam kemegahannya". (Qs. Al-Qashash: 79).

Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan bahwa Qorun pada suatu hari keluar memamerkan dirinya kepada kaumnya dengan segala kemewahan dan perhiasan yang dimilikinya, termasuk iringan kendaraannya, juga pakaiannya yang gemerlapan serta para pelayan dan para pembantu terdekatnya. (Tafsir Ibnu Katsir, Qs. Al-Qashash: 79).

Dan akhirnya Allah menurunkan adzabnya kepada Qorun.

Allah Ta'ala sebutkan dalam Firman-Nya,

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ

"Maka Kami benamkan Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi". (Qs. Al-Qashash: 81).

(8) Tidak boleh membiarkan tetangga kelaparan

Jangan sampai hidup tinggal dalam sebuah lingkungan, tapi tidak mengetahui ada tetangganya yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya makan. Dan tidak termasuk orang yang beriman, apabila ia membiarkan tetangganya kelaparan, sementara ia mengetahuinya.

Rasullullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَا آمَنَ بِي مَنْ بَاتَ شَبْعَانًا وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ بِهِ

“Tidak termasuk beriman kepadaku orang yang tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya lapar, dan dia mengetahuinya”. (Hr. Thabrani dan Baihaqi).

Demikian adab Islam kepada tetangga, semoga bermanfa'at.

Alhamdulilllah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

By : Abu Meong

Kunjungi blog pribadi di : https://agussantosa39.wordpress.com/category/01-islam-dakwah-tauhid/01-islam-sudah-sempurna

Kunjungi juga Channel Youtube Abu Meong di, https://m.youtube.com/channel/UCY84L0V-doictq9w3VxQpaw/videos


Sumber tulisan :

https://almanhaj.or.id/3064-bertetangga-yang-sehat-dan-kiat-menghadapi-tetangga-jahat.html

https://rumaysho.com/1610-tetangga-yang-baik-dan-tetangga-yang-jelek-2.html

https://rumaysho.com/15422-21-faedah-tentang-hadiah.html

https://muslim.or.id/3421-keutamaan-tersenyum-di-hadapan-seorang-muslim.html

https://rumaysho.com/760-memenuhi-undangan-walimahan-2.html

https://muslim.or.id/22872-wajibkah-menghadiri-undangan-nikah.html

https://rumaysho.com/12383-hak-tetangga.html


______

Tidak ada komentar:

Posting Komentar